Jumat, 07 Mei 2010

Psikoanalisa

۩ STRUKTUR KEPRIBADIAN
Tersusun dari 3 sistem pokok, yaitu : a. Id
b. Ego
c. Superego
A. Id
Id merupakan sistem kepribadian yang asli, Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan yang segala sesuatu secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Id berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah dari mana Id mendapatkan energinya. Freud juga menyebut Id “ Kenyataan Psikis yang sebenarnya”, karena Id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan obyektif.
Prinsip reduksi tegangan yang merupakan ciri kerja Id disebut Prinsip Kenikmatan (Pleasure Principle) . Untuk melaksanakan tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan, Id memiliki dua proses. Kedua proses tersebut adalah Tindakan Refleks dan Proses Primer. Tindakan refleks adalah reaksi-reaksi otomatik dan bawaan seperti bersin dan berkedip, Tindakan refleks itu biasanya mereduksikan tegangan.Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan membentuk khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut.Misalnya Proses primer menyediakan khayalan tentang makanan kepada orang yang lapar.Pengalaman Halusinatorik dimana objek-objek yang diinginkan ini hadirdalam bentuk gambaran ingatan disebut Pemenuhan Hasrat (Wish-Fulfillment).

B. Ego
Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhab organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan obyektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat di hilangkan.Perbedaan pokok antara Id dan Ego ialah bahwa Id hanay mengenal kenyataan subjektif-Jiwa, sedangkan Ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar.
Ego dikatakan mengikuti prisip kenyataan dan beroperasi menurut Proses Sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Proses Sekunder adalah berpikir realistik. Orang yang lapar berpikir dimana ia menemukan makanan dan kemudian pergi ketempat itu. Ini disebut Pengujian terhadap Kenyataan (Reality testing).
Ego berusaha mengintegrasikan tuntutan Id, Superego, dan dunia luar yang sering bertentangan. Namun harus diingat, Ego merupakan bagian Id yang terorganisasi yang hadir untuk memajukan tujuan-tujuan Id dan bukan untuk mengecewakannya, dan bahwa seluruh dayanya berasal dari Id.

C. Superego
Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak dan dilaksanakan dengan cara memberikan hadiah-hadiah atau hukuman.
Superego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal bukan yang real dan memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat.
Untuk memperoleh hadiah dan menghindari hukuman, anak belajar mengarahkan tingkah lakunya menurut garis-garis yang diletakkan orang tuanya. Apapun juga yang mereka katakan salah dan menghukum anak karena melakukannya akan cenderung untuk menjadi suara hatinya (Conscience), yang merupakan salah satu dari dua subsistem superego. Fungsi pokok superego adalah (1) Merintangi impuls-impuls Id, terutama impuls Seksual dan Agresif, (2) Mendorong Ego untuk menggantikan tujuan realistis dengan tujuan Moralitis, (3) Mengajar kesempurnaan.Jadi Superego cenderung untuk menentang baik Id maupun Ego, dan membuat dunia menurut dunianya sendiri.


۩ DINAMIKA KEPRIBADIAN
Titik hubungan atau Jembatan antara Energi tubuh dan Energi kepribadian adalah Id beserta Insting-instingnya.

Insting
Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat sedangkan rangsangan jasmaniahnya dari mana hasrat itu muncul disebut kebutuhan. Insting-insting dilihat sebgai faktor pendorong kepribadian, dengan kata lain insting menjalankan kontrol selektif terhadap tingkah laku tetapi juga menentukan arah yang akan ditempuh tingkah laku.
Suatu insting mempunyai empat ciri khas yaitu Sumber, Tujuan, Objek, dan Impetus. Sumber telah didefinisikan sebagai kondisi jasmaniah atau kebutuhan. Tujuannya ialah menghilangkan perangsangan jasmaniah. Seluruh kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya termasuk dalam Objek. Impetus Insting ialah daya atau kekuatan yang ditentukan oleh intensitas kebutuhan yang mendasarinya.




Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis
Dinamika kepribadian ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan serta digunakan oleh Id, Ego dan Superego. Oleh karena jumlah energi itu terbatas maka akan terjadi semacam persaingan dengan menggunakan energi itu.Pada mulanya Id memiliki semua energi dan menggunakannya untuk gerakan refleks dan pemenuhan hasrat melalui proses primer, karena ego tidak mempunyai sumber energi sendiri maka ia harus meminjamnya dari Id.Begitu Ego telah menguasai cukup energi, ia dapat menggunakannya untuk maksud lain selain memuaskan insting melalui proses sekunder. Apa yang dikerjakan Superego seringkali tidak selalu bertolak belakang dengan impuls Id.Ego harus mengendalikan baik Id maupun Superego, agar ia mampu mengarahkan kepribadian secara bijak, namun harus memiliki sisa energi untuk menghadapi dunia luar.

Kecemasan
Dinamika kepribadian sebagian besar dikuasai oleh keharusan untuk memuasakan kebutuhan seseorang lewat transaksi dengan objek di dunia luar. Kewalahan menghadapi stimulasi berlebihan yang tidak berhasil dikendalikan oleh Ego, maka Ego menjadi diliputi kecemasan.
Freud membedakan tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan realitas, kecemasan neurotik dan kecemasan moral. Tipe pokoknya adalah kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya nyata didunia luar, Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum.Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati.
Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya, ia merupakan isyarat bagi Ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan tepat, maka bahaya itu akan meningkat sampai Ego dikalahkan. Kecemasan adalahsuatu keadaan tegangan, ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi jaringan didalam tubuh melainkan timbul dari sebab-sebab dari luar.




۩ MEKANISME-MEKANISME PERTAHANAN EGO

1. Represi
Freud menggantikan topografi jiwa berupa Kesadaran, Pra-kesadaran dan Ketidaksadaran dengan konsep struktural berupa Id, Ego dan Superego karena represi dan apa yang direpsesikan tidak mungkin berada dalam sistem yang sama. Ia menempatkan Represi pada Ego dan apa yang direpresikan pada Id.

2. Proyeksi
Proyeksi seringkali melayani tujuan rangkap. Ia mereduksikan kecemasan dengan cara menggantikan suatu bahaya yang besar dengan bahaya yang lebih ringan dan memungkinkan orang yang melakukan proyeksi mengungkapkan impul-impulsnya denga berkedok mempertahankan diri dari musuhnya.

3. Pembentukan Reaksi
Tindakan defensif ini berupa menggantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadaran.Biasanya pembentukan reaksi ditandai oleh sifat serba berlebihan, Orang protes terlalu banyak dan serba Kompulsif. Kadang-kadang pembentukan reaksi itu berhasil memuaskan impuls asli yang dilindunginya.

4. Fiksasi dan Regresi
Suatu tipe pertahanan yang berhubungan erat dengan Fiksasi adalah Regresi. Disini, seseorang yang mendapatkan pengalaman traumatik kembali ke suatu tahap perkembangan yang lebih awal, orang-orang cenderung mundur ke tahap sebelumnya. Pada umumnya Fiksasi dan Regresi merupakan keadaan relatif, ini juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengembangan kepribadian.




۩ TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

1. Tahap Oral
Sumber kenikmatan utama bayi melibatkan aktifitas berorientasi mulut (menghisap dan menelan). Freuda berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling Ekstrem adalah keinginan kembali ke dalam rahim.

2. Tahap Anal
Anak mendapatkan kepuasan sensual dengan menahan atau melepaskan Feces. Zona kepuasannya adalah daerah anal dan Toilet training merupakan aktifitas penting. Sifat-sifat kperibadian lain yang tak terbilang jumlahnya konon sumber akarnya terbentuk dalam tahap anal.

3. Tahap Phalik
Anak menjadi lengket dengan orang tua dari jenis kelamin berlainan dan kemudian mengidentifikasikannya dengan orang tua berjenis kelamin sama. Superego berkembang. Zona kepuasannya bergeser ke daerah Genital

4. Tahap Latency
Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora..

5 Tahap Genital
Masa yang relatif tenang diantara tahapan-tahapan yang lebih bergelora. Fungsi biologis pokok dari tahap Genital ialah reproduksi, aspek-aspek Psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan memberikan stabilitas dan keamanan samapai batas tertentu.






۩ METODE PENELITIAN
Asosiasi bebas dan Analisis Mimpi,
Pada pokoknya, metode Asosiasi bebas menuntut pasien mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya, tak peduli betapa memalukan atau tak pantas kedengarannya. Metode Asosiasi bebas tidak berhenti pada asal-usul simtom-simtom, metode ini menuntut pasien bercerita tentang segala sesuatu dan apa saja yang terjadi pada dirinya dengan leluasa dan tanpa arti. Peranan ahli terapi untuk sebagian besar adalah pasif. Ahli terapi duduk dan mendengarkan. Untuk menjaga agar pengaruh gangguan yang datang dari luar tetap minimal, biasanya pasien disuruh berbaring diatas dipan dalam ruangan yang tenang.
Freud mengamati bahwa apabila syarat-syarat ini dipenuhi, maka akhirnya pasien mulai menceritakan ingatan-ingatan tentang pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awalnya. Ingatan-ingatan ini memberikan kepada Freud pemahaman real tangan pertama tentang pembentukan struktur kepribadian dan perkembangan selanjutnya.
Analisis mimpi bukanlah suatu metode yang terpisah dari metode asosiasi bebas, analisis itu merupakan konsekuensi wajar dari instruksi kepada para pasien agar mereka berbicara tentang segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya. Freud menyadari bahwa mimpi-mimpi yang dilaporkan dan Asosiasi bebas yang mengiringnya, merupakan sumber informasi yang kaya tentang dinamika kepribadian manusia. Dengan membiarkan para pasiennya berasosiasi bebas terhadap mimpinya, Freud mampu menerobos ke wilayah-wilayah jiwa manusia yang paling tersembunyi dan menemukan lapisan paling dasar dari kepribadian.



۩ SUMBER
Dr.A.Supratiknya.Psikologi Kepribadian 1 Teori-teori Psikodinamik (Klinis).Yogyakarta:
Kanisius.,1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar