A.PENGERTIAN PRIVASI
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. tingkatan privasi yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain.
Privasi atau yang dikenal sebagai Kerahasiaan pribadi adalah kemampuan satu atau sekelompok individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik, atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka. Privasi kadang dihubungkan dengan anonimitas walaupun anonimitas terutama lebih dihargai oleh orang yang dikenal publik. Privasi dapat dianggap sebagai suatu aspek dari keamanan.
Konsep ‘privacy’ dalam arsitektur bisa diartikan sebagai suatu kebutuhan manusia untuk menikmati sebagian dari kehidupan sehari-harinya tanpa ada gangguan baik langsung maupun tidak langsung oleh subjek lain. Hal ini dinyatakan dalam suatu ruang yang tertutup dari jangkauan pandangan maupun fisik dari pihak luar. Jadi jelas ada batasan-batasan fisik untuk mencapainya.
Berikut ini adalah pengertian privasi menurut beberapa tokoh, diantaranya yaitu :
• Rapoport : Kemampuan untuk mengontrol interaksi memperoleh pilihan dan
mencapai interaksi yang diinginkan.
• Altman: Proses pengontrolan yang selektif terhadap akses kepada diri
sendiri dan akses kepada orang lain.
• Dibyo Hartono: Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang
dikehendaki seseorang pada suatu kondisi tertentu.
•
sosial.
B. FAKTOR – FAKTOR PRIVASI
1.Faktor Personal.
2. Faktor Situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang-orang di dalamnya untuk mandiri.
3.Faktor Budaya
Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan tetapi berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi. Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan dindidng dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu.
C. RUANG PERSONAL
Ruang personal adalah salah satu mekanisme perilaku untuk mencapai tingkat privasi tertentu. Ruang personal adalah batas maya yang mengelilingi individu sehingga tidak kelihatan oleh orang lain
Beberapa unsur yang mempengaruhi jarak Ruang Personal seseorang, yaitu:
1. Jenis Kelamin
Umumnya laki-laki memiliki ruang yang lebih besar, walaupun demikian faktor jenis kelamin bukanlah faktor yang berdiri sendiri.
2. Umur
Makin bertambah usia seseorang, makin besar ruang personalnya, ini ada kaitannya dengan kemandirian. Pada saat bayi, hampir tidak ada kemampuan untuk menetapkan jarak karena tingkat ketergantungan yang makin tinggi. Pada usia 18 bulan, bayi sudah mulai bisa memutuskan ruang personalnya tergantung pada orang dan situasi. Ketika berumur 12 tahun, seorang anak sudah menerapkan Ruang Personal seperti yang dilakukan orang dewasa.
3. Kepribadian
Orang-orang yang berkepribadian terbuka, ramah atau cepat akrab biasanya memiliki Ruang Personal yang lebih kecil. Demikian halnya dengan orang-orang yang lebih mandiri lebih memilih ruang personal yang lebih kecil. Sebaliknya si pencemas akan lebih mengambil jarak dengan orang lain, demikian halnya dengan orang yang bersifat kompetitif dan terburu-buru.
4. Gangguan Psikologi atau Kekerasan
Orang yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang RP ini. Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa kadang-kadang mereka membuat jarak yang besar dengan orang lain, tetapi di saat lain justru menjadi sangat dekat
5. Kondisi Kecacatan
Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan dengan Ruang Personal yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat ke orang tuanya, sedangkan anak-anak dengan tipe autis tidak aktif, anak hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan orang dewasa.
6. Ketertarikan
Ketertarikan, keakraban dan persahabatan membawa pada kondisi perasaan positif dan negatif antara satu orang dengan orang lain. Namun yang paling umum adalah kita biasanya akan mendekati sesuatu jika tertarik. Dua sahabat akan berdiri pada jarak yang berdekatan dibanding dua orang yang saling asing. Sepasang suami istri akan duduk saling berdekatan dibanding sepasang laki-laki dan perempuan yang kebetulan menduduki bangku yang sama di sebuah taman.
7. Rasa Aman/Ketakutan
Kita tidak keberatan berdekatan dengan seseorang jika merasa aman dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari stigma yang salah pada pihak-pihak tertentu,misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan orang cacat, atau orang yang terbelakang mental atau bahkan orang gemuk. Mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan dan adanya sesuatu yang berbeda.
8. Persaingan/Kerjasama
Pada situasi berkompetisi, orang cenderung mengambil posisi saling berhadapan, sedangkan pada kondisi bekerjasama kita cenderung mengambil posisi saling bersisian. Tapi bisa juga sebaliknya, sepasang kekasih akan duduk berhadapan di ketika makan di restoran yang romantis,sedangkan dua orang pria yang duduk berdampingan di meja bar justru dalam kondisi saling bersaing mendapatkan perhatian seorang wanita yang baru masuk.
9. Kekuasaan dan Status
Makin besar perbedaan status makin besar pula jarak antar personalnya.
10. Pengaruh Lingkungan Fisik
Ruang personal juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di ruang dengan cahaya redup orang akan nyaman jika posisinya lebih berdekatan, demikian halnya bila ruangannya sempit atau kecil. Orang juga cenderung memilih duduk di bagian sudut daripada di tengah ruangan.
11. Dan beberapa variasi lain seperti budaya, religi dan suku/etnis
D. TERITORIALITAS
Pembentukan kawasan teritorial adalah mekanisme perilaku lain untuk mencapai privasi tertentu. kalau mekanisme ruang personal tidak memperlihatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antar dirinya dengan orang lain maka beda teritorial batas batas tersebut nyata dengan tempat yang relatif tetap.
Menurut holahan teritorialitas adalah suatu pola prilaku yang ada hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas sebuah lokasi geografis tertentu. pola prilaku ini mencangkup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar. Menurut Altman, teritorialitas itu individu yang tinggal di daerah tersebut dapat mengontrol daerah tempat tinggalnya.
Terdapat penjelasan elemen-elemen dari 2 tokoh, yaitu Lang dan Altman
· Lang
Mengemukakan empat karakter dari teritorialitas, yaitu:
1.) Kepemilikan atau hak dari suatu tempat.
2.) Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu.
3.) Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar.
4.) Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-kebutuhan estetika.
- Altman
Membagi teritorialitas menjadi tiga, yaitu:
(1) Teritorial Primer
Jenis teritori yang dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya. Contoh: ruang kerja, ruang tidur, pekarangan, wilayah negara, dsb.
(2) Teritorial Sekunder
Jenis teritori yang lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh perorangan. Contoh: sirkulasi lalu-lintas di dalam kantor, toilet, zona servis, dsb.
(3) Teritorial Umum
Jenis teritori yang dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat di mana teritorial umum itu berada. Contoh: taman
E. HUBUNGAN ANTARA PRIVASI, RUANG PERSONAL DAN TERITORIALITAS DALAM LINGKUNGAN.
Privasi, Ruang personal, dan Teritorialitas merupakan kerahasian pribadi, adanya batas maya yang mengelilingi individu sehingga tidak kelihatan oleh orang lain dan terdapat suatu kepemilikan pribadi yang bersifat tetap. Jadi hubungannya dengan lingkungan ialah di saat seseorang menjaga dan menyimpan suatu hal atau masalah tertentu dan tidak ingin diketahui oleh orang lain. Jadi orang lain tersebut harus memaklumi dari kerahasian pribadi yang dimilikinya. Karena tidak semua permasalahan pribadi itu harus diketahui oleh orang disekitar kita. Misalkan, seseorang tersebut mengalami masalah dalam lingkungan interaksi sosialnya dikampus seperti “keminderan” , ia tidak ingin orang lain atau teman-temannya mengetahui masalahnya. Masalah ini ia pendam dan dijadikan suatu kerahasiaan pribadi.